Kamis, 11 Agustus 2011

Buleleng Barat Kaya akan Bakalan Bonsai Bernilai Jual Tinggi


Singaraja (BisnisBali) –Sejalan dengan tren bonsai akhir-akhir ini membuat penghobi tanaman hias terus memburu bonsai yang bernilai seni dan memiliki nilai ekonomi tinggi.

Menariknya, pohon lokal Bali yang langka untuk dijadikan bonsai ternyata banyak ditemukan di wilayah Buleleng Barat (Kecamatan Gerokgak).

Berdasarkan data yang dikumpulkan Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Buleleng puluhan batang pohon lokal Bali yang langka dan layak untuk dibentuk menjadi bonsai.

Ketua PPBI Cabang Buleleng Made Sukapta, Selasa (25/3) mengungkapkan, sejak dahulu di wilayahnya banyak terdapat batang pohon (sering disebut bakalan) untuk bonsai banyak ditemukan di sekitar kawasan hutan.

Melihat kenyataan itu, dirinya tertarik kemudian mencoba memanfaatkan batang pohon yang sudah hampir mati untuk dipelihara dan dilakukan pembentukan menjadi bonsai.

Hasilnya, penghobi bonsai di Bali maupun di Indonesia, dan bahkan penggemar bonsai dari luar negeri pun kagum dengan bonsai yang dibantuk dengan memanfaatkan pohon lokal dari wilayah Buleleng Barat ini.

Terbukti dari hasil pagelaran kontes bonsai se-Asia Pasifik baru-baru ini di Sanur, ternyata bonsai dari Buleleng Barat laku terjual hingga Rp 1 milyar. “Tentu saja kami akan tetap berupaya agar pohon-pohon yang sudah mati dan langka ini bisa kembali hidup setelah menjadi bonsai yang memiliki nilai seni dan tentunya daya jual yang mahal,” katanya.

Menurut pria yang akrab dipanggil Pak Bimbo ini jenis batang pohon dari Buleleng Barat yang layak dijadikan bonsai seperti, pohon arabika atau bisa disebut pahang, mustam, sentigi landepan batang pohon yang hanya ada di Buleleng Barat.

Kemudian ada juga jenis lain seperti sidepaksa, sentingi lanang, kaliange sering disebut sisir, dan masih banyak lagi batang pohon lainnya. Batang pohon tersebut kebanyakan sudah berumur ratusan tahun dan bahkan sudah mati tinggal batang saja.

Kemudian berkat dorongan PPBI Cabang Buleleng ternyata batang-batang pohon itu bisa hidup kembali dan menjadi bonsai yang indah.

“Di samping menyalurkan hobi, kami bercita-cita untuk melestarikan pohon lokal Bali yang dituangkan dalam kreasi seni bonsai,” jelasnya. Sukapta menambahkan, dalam menekuni dunai bonsai, perlu diperhatikan masalah pemeliharaan yang harus dilakukan secara kontinu.

Sebab, tanaman yang sudah dibentuk menjadi bonsai tiap hari harus mendapat perlakuan dari penghobinya. Misalnya bagimana memperhatikan perkembangan batang, ranting, dan daun. Apabila hal ini tak bisa dilakukan dengan serius, otomatis bonsai menjadi kurang tertata dan nilai seninya akan berkurang pula.

Di samping pemeliharaan, penghobinya juga perlu memperhatikan tingkat kesuburan tanah dalam pot bonsai itu sendiri. Bilamana perlu penghobinya rajin melakukan pemupukan dengan rutin.

“Kalau sudah rajin dan rutin memelihara, bonsai pasti akan indah dan ketika ditawarkan untuk dijual bisa memasang harga yang lumayan,” imbuhnya bangga. (dikutip dari: Bisnis Bali)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar